), progress;} a:hover {cursor: url(), progress;}

Jumat, 24 Juni 2011

Phobia, Ketakutan Luar Biasa yang Tak Beralasan


     Kata “phobia” berasal dari istilah Yunani “phobos” yang berarti lari (fight), takut dan panik (panic-fear), takut hebat (terror). Istilah ini dipakai sejak zaman Hippocrates. Secara istilah, Phobia berarti ketakutan yang luar biasa dan tanpa alasan terhadap sebuah obyek atau situasi yang tidak masuk akal. Pengidap phobia merasa tidak nyaman dan menghindari objek yang ditakutinya. Bahkan juga dapat menghambat aktivitasnya.


      Biasanya setiap orang (yang normal) memilikui kemampuan untuk mengatasi rasa takut yang dihadapinya. Namun jika seseorang terus menerus berhadapan dengan subjek phobia maka hal tersebut dapat menyebabkan fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Hal lain yang dapat menyebabkan fiksasi adalah trauma yang ekstrim seperti sewaktu kecil pernah terjebak dalam lift atau pernah dilukai oleh binatang tertentu.

     Phobia bisa digolongkan menjadi 2 macam yaitu :
1. Phobia Spesifik
         Phobia jenis ini merupakan jenis phobia yang sering terjadi. Contoh dari phobia ini misalnya takut pada binatang, takut pada ketinggian dan sebagainya. Penderita phobia spesifik biasanya mengatasi ketakutannya dengan cara menghindari benda atau keadaan yang membuatnya takut.

2. Phobia Sosial         
        Phobia jenis ini biasanya si penderita akan mengalami kecemasan yang berlebihan jika berhadapan dengan situasi sosial atau menghadapinya dengan penuh tekanan. 

Berikut beberapa jenis Phobia yang paling dikenal :
Arachnophobia  : phobia pada laba-laba
Acrophobia       : phobia pada ketinggian
Aerophobia       : phobia pada pesawat atau melakukan perjalanan via pesawat
Brontophobia    : phobia pada suara dan kilat petir 
Claustrophobia  : phobia pada ruangan sempit
Clown Phobia    : phobia pada badut (coulrophobia)
Dendrophobia    : phobia pada pepohonan
Dog Phobia        : phobia pada anjing atau rabies (cynophobia)
Driving Phobia   : phobia mengendarai mobil (amaxophobia) 
Glossophobia     : phobia untuk berbicara atau memulai pembicaraan di depan publik
Hydrophobia      : ketakutan pada air, termasuk air liur anjing yang memungkinkan rabies
Necrophobia     : ketakutan pada kematian atau kehilangan sesuatu (mati)
Needle Phobia   : ketakutan pada benda runcing, jarum (aichmophobia) 
Olfactophobia   : phobia pada rasa bau-bauan yang menyengat
Ornithophobia   : phobia pada burung-burung 
Pupaphobia       : phobia pada boneka
Thalassophobia : phobia pada laut
Trichophobia    : phobia pada rambut (chaetophobia, hypertrichophobia)
Zoophobia        : phobia pada hewan

Bila seseorang yang menderita phobia melihat atau bertemu atau berada pada situasi yang membuatnya takut (phobia), gejalanya adalah sebagai berikut:
 Jantung berdebar kencang 
 Kesulitan mengatur napas 
 Dada terasa sakit 
 Wajah memerah dan berkeringat 
 Merasa sakit 
 Gemetar 
 Pusing 
 Mulut terasa kering 
 Merasa perlu pergi ke toilet 
 Merasa lemas dan akhirnya pingsan

Untuk mengatasi phobia, dapat dilakukan cara sebagai berikut:
a. Terapi berbicara.
     Perawatan ini seringkali efektif untuk mengatasi berbagai phobia. Jenis terapi bicara yang bisa digunakan adalah:
1. Konseling: konselor biasanya akan mendengarkan permasalahan seseorang, seperti ketakutannya saat berhadapan dengan barang atau situasi yang membuatnya phobia. Setelah itu konselor akan memberikan cara untuk mengatasinya.
2. Psikoterapi: seorang psikoterapis akan menggunakan pendekatan secara mendalam untuk menemukan penyebabnya dan memberi saran bagaimana cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
3. Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioural Therapy/CBT): yaitu suatu konseling yang akan menggali pikiran, perasaan dan perilaku seseorang dalam rangka mengembangkan cara-cara praktif yang efektif untuk melawan phobia.


b. Terapi pemaparan diri (Desensitisation).
      Orang yang mengalami phobia sederhana bisa diobati dengan menggunakan bentuk terapi perilaku yang dikenal dengan terapi pemaparan diri. Terapi ini dilakukan secara bertahap selama periode waktu tertentu dengan melibatkan objek atau situasi yang membuatnya takut. Secara perlahan-lahan seseorang akan mulai merasa tidak cemas atau takut lagi terhadap hal tersebut. Kadang-kadang dikombinasikan dengan pengobatan dan terapi perilaku.


c. Menggunakan obat-obatan.
     Penggunaan obat sebenarnya tidak dianjurkan untuk mengatasi phobia, karena biasanya dengan terapi bicara saja sudah cukup berhasil. Namun, obat-obatan ini dipergunakan untuk mengatasi efek dari phobia seperti cemas yang berlebihan.

3 komentar:

dondon mengatakan...

Sharing yang menarik...

caendix mengatakan...

Thank you for following my (unimportant) blog :D
aku udah follow dan naruh link blog kamu di blogku. Makasih ya (maaf, telat nyadar.. hihi)

Putri Brilliany mengatakan...

@dondon @Caendix Erukawa: Terima kasih ^^

Posting Komentar