Kata “phobia” berasal dari istilah Yunani “phobos” yang berarti lari (fight), takut dan panik (panic-fear), takut hebat (terror). Istilah ini dipakai sejak zaman Hippocrates. Secara istilah, Phobia berarti ketakutan yang luar biasa dan tanpa alasan terhadap sebuah obyek atau situasi yang tidak masuk akal. Pengidap phobia merasa tidak nyaman dan menghindari objek yang ditakutinya. Bahkan juga dapat menghambat aktivitasnya.
Biasanya setiap orang (yang normal) memilikui kemampuan untuk mengatasi
rasa takut yang dihadapinya. Namun jika seseorang terus menerus
berhadapan dengan subjek phobia maka hal tersebut dapat menyebabkan
fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang
menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang
bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Hal lain
yang dapat menyebabkan fiksasi adalah trauma yang ekstrim seperti
sewaktu kecil pernah terjebak dalam lift atau pernah dilukai oleh
binatang tertentu.
Phobia bisa digolongkan menjadi 2 macam yaitu :
1. Phobia Spesifik
Phobia jenis ini merupakan jenis phobia yang sering terjadi.
Contoh dari phobia ini misalnya takut pada binatang, takut pada
ketinggian dan sebagainya. Penderita phobia spesifik biasanya mengatasi
ketakutannya dengan cara menghindari benda atau keadaan yang membuatnya
takut.
2. Phobia Sosial
Phobia jenis ini biasanya
si penderita akan mengalami kecemasan yang berlebihan jika berhadapan
dengan situasi sosial atau menghadapinya dengan penuh tekanan.
Berikut beberapa jenis Phobia yang paling dikenal :
Arachnophobia : phobia pada laba-laba
Acrophobia : phobia pada ketinggian
Aerophobia : phobia pada pesawat atau melakukan perjalanan
via pesawat
Brontophobia : phobia pada suara dan kilat petir
Claustrophobia : phobia pada ruangan
sempit
Clown Phobia : phobia pada badut (coulrophobia)
Dendrophobia : phobia pada pepohonan
Dog Phobia : phobia pada anjing atau rabies
(cynophobia)
Driving Phobia : phobia mengendarai mobil (amaxophobia)
Glossophobia : phobia untuk berbicara atau memulai
pembicaraan di depan publik
Hydrophobia : ketakutan pada air, termasuk air liur
anjing yang memungkinkan rabies
Necrophobia : ketakutan pada kematian atau kehilangan
sesuatu (mati)
Needle Phobia : ketakutan pada benda runcing, jarum
(aichmophobia)
Olfactophobia : phobia pada rasa bau-bauan yang
menyengat
Ornithophobia : phobia pada burung-burung
Pupaphobia : phobia pada boneka
Thalassophobia : phobia pada laut
Trichophobia : phobia pada rambut (chaetophobia,
hypertrichophobia)
Zoophobia : phobia pada hewan
Bila seseorang yang menderita phobia melihat atau bertemu atau berada
pada situasi yang membuatnya takut (phobia), gejalanya adalah sebagai
berikut:
♥ Jantung berdebar kencang
♥ Kesulitan mengatur napas
♥ Dada terasa sakit
♥ Wajah memerah dan berkeringat
♥ Merasa sakit
♥ Gemetar
♥ Pusing
♥ Mulut terasa kering
♥ Merasa perlu pergi ke
toilet
♥ Merasa lemas dan akhirnya pingsan
Untuk mengatasi phobia, dapat dilakukan cara sebagai berikut:
a. Terapi berbicara.
Perawatan
ini seringkali efektif untuk mengatasi berbagai phobia. Jenis terapi
bicara yang bisa digunakan adalah:
1. Konseling: konselor biasanya akan mendengarkan
permasalahan seseorang, seperti ketakutannya saat berhadapan dengan
barang atau situasi yang membuatnya phobia. Setelah itu konselor akan
memberikan cara untuk mengatasinya.
2. Psikoterapi: seorang psikoterapis akan menggunakan
pendekatan secara mendalam untuk menemukan penyebabnya dan memberi saran
bagaimana cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
3. Terapi perilaku kognitif (Cognitive
Behavioural Therapy/CBT): yaitu suatu konseling yang akan menggali
pikiran, perasaan dan perilaku seseorang dalam rangka mengembangkan
cara-cara praktif yang efektif untuk melawan phobia.
b. Terapi pemaparan diri (Desensitisation).
b. Terapi pemaparan diri (Desensitisation).
Orang
yang mengalami phobia sederhana bisa diobati dengan menggunakan bentuk
terapi perilaku yang dikenal dengan terapi pemaparan diri. Terapi ini
dilakukan secara bertahap selama periode waktu tertentu dengan
melibatkan objek atau situasi yang membuatnya takut. Secara
perlahan-lahan seseorang akan mulai merasa tidak cemas atau takut lagi
terhadap hal tersebut. Kadang-kadang dikombinasikan dengan pengobatan
dan terapi perilaku.
c.
Menggunakan obat-obatan.
Penggunaan obat sebenarnya tidak
dianjurkan untuk mengatasi phobia, karena biasanya dengan terapi bicara
saja sudah cukup berhasil. Namun, obat-obatan ini dipergunakan untuk
mengatasi efek dari phobia seperti cemas yang berlebihan.
3 komentar:
Sharing yang menarik...
Thank you for following my (unimportant) blog :D
aku udah follow dan naruh link blog kamu di blogku. Makasih ya (maaf, telat nyadar.. hihi)
@dondon @Caendix Erukawa: Terima kasih ^^
Posting Komentar