), progress;} a:hover {cursor: url(), progress;}

Minggu, 15 Mei 2011

Amsterdam Coffeshop








  
 
Coffeeshop
Di negeri Belanda, istilah Coffeeshop lebih di kenal sebagai café tempat menjual ganja untuk kebutuhan rekreasi. Di sana tersedia minuman serta meja kursi seperti café pada umumnya. Tapi sebenarnya di coffeshop komoditas utama yang dijual adalah ganja. Kegiatan ini diizinkan oleh dewan lokal dan tunduk pada peraturan. Untuk bisa menikmati ganja di coffeshop usia pelanggan minimum 18 tahun sesuai dengan peraturan pemerintah setempat.
Operasioanal di Coffeeshop
Coffeshop tidak diizinkan untuk beriklan, pelanggan tidak akan pernah melihat tulisan “Di sini tersedia Ganja”. Jika pelanggan hendak memesan ganja cukup dengan memanggil petugas di bar untuk melihat menu yang tersedia. Di dalam menu tersedia beberapa pilihan jenis ganja dan hashis serta harga per itemnya. Di beberapa cofeshop ganja di jual dalam ukuran berat, tapi di caffeeshop lain ganja di jual dengan nilai kualitas (value).
Di beberapa tempat ganja dijual menurut berat dan yang lainnya menurut nilai. Satuan berat untuk menentukan harga adalah per gram. Satu ons terdiri dari 28 gram (sebuah toko di Grey Area, juga menjual ‘seperempat’ atau bahkan ‘seperdelapan’ jika anda mau). Apabila dijual menurut nilai, menu akan menampilkan kuantitas dalam gram. Anda akan mendapatkan varietas masing-masing dengan harga tetap, katakanlah, 20 euro. 
Harga
Harga Cannabis bervariasi menurut lokasi dan jenis tempat berjualan. Di tengah kota Amsterdam harga cenderung sedikit lebih tinggi terutama di tempat yang diperuntukkan bagi wisatawan – termasuk rip-off joints dan Connoisser’s Shop. Coffeeshops tidak diperbolehkan untuk mengiklankan barang dagangannya dan mereka sebagian besar telah menghapus menu hidangan mereka dari situs web. 
Hukum
Secara teknis, situasi hukum cukup rumit karena perjanjian Internasional yang menghalangi Belanda dari legalisasi ganja. Ganja adalah barang ilegal di Belanda, tapi memiliki ganja dalam jumlah yang kecil dianggap sebagai pelanggaran dan bukan tindak pidana.
Dalam prakteknya anda bisa membawa sampai 5 gram tanpa perlu khawatir.
Peraturan untuk Coffeshop antara lain:
* Tidak ada iklan
* Tidak mengekspor di luar Belanda
* Tidak boleh ada Hard Drugs
* Jumlah maksimal yang boleh dijual kepada tiap konsumen adalah 5 gram
* Stok maksimal 500 gram.
* Tidak ada penjualan kepada anak di bawah 18 tahun
Mengenai aturan stok maksimum 500 gram sering melenceng akibat kesibukan penjualan toko. Hal seperti ini menjadi perhatian pihak berwenang dalam pemeriksaan acak sesekali  pada saat mengawasi mereka.
Sejarah
Fenomena Coffeeshop dimulai pada tahun 1970-an. Saat itu Belanda menyadari bahwa perang terhadap narkoba telah hilang arah dan mereka harus menemukan cara lain untuk mengurangi dampak penyalahgunaan narkoba pada masyarakat. Untuk itu mereka berusaha untuk menarik garis yang jelas antara Hard Drugs (Opium, cocaine, aphetamin, dsb) dan Soft Drug (Ganja, hasish) dan konsentrasi upaya penegakan hukum mereka hanya fokus pada Hard drugs. Mereka yang terlibat dalam penyelundupan dan perdagangan heroin dan cocaine tetap diburu dan dituntut. Tetapi bagi mereka yang kecanduan heroin harus diperlakukan sebagai orang sakit. Seperti pecandu alcohol, mereka yang memakai ganja harus diabaikan.
Para perintis Coffeeshops memanfaatkan situasi ini dengan secara terbuka menjual ganja. Mereka kadang bangkrut tapi terus kembali lebih besar. Ada beberapa perdebatan tentang yang mana yang merupakan Coffeeshop pertama. Caffeshop yang paling terkenal adalah “The Bulldog” yang didirikan pada tahun 1975 oleh seorang pria bernama Henk de Vries dalam sebuah bordil bekas di Red Light district. Kemungkinan lain Coffeshop pertama sebenarnya adalah “Mellow Yellow” dan bahkan sebelum itu “The Melkweg” di sebut-sebut sebagai yang pertama, sedangkan “Rusland” adalah pelopor.
Langkah pertama dimulai dari decriminalize ganja pada tahun 1976. Hukum diubah sehingga kepemilikan ganja hingga 30 gram tidak lagi masuk dalam tindak pidana. Coffeeshops tetap ilegal sampai tahun 1980. Namun demikian, mereka terus berkembang dan bertambah banyak.
Pada awal tahun 1980 kebijakan mulai memberikan toleransi terhadap Coffeeshops. Selama tidak ada Hard Drugs di tempat itu dan mereka cukup bijaksana, mereka umumnya dibiarkan saja. Sejak saat itu Coffeshop berkembang di seluruh kota Amsterdam dan sebagian besar wilayah Belanda. Pada awalnya kebanyakan warga Belanda menolak coffeshop, namun seiring berjalannya waktu akhirnya sikap mereka melunak dan sekarang Coffeshop diterima secara luas oleh masyarakat. Tetapi permasalahannya Belanda harus menghadapi tekanan internasional terus-menerus seperti dari pemerintah negara Perancis, Inggris dan Amerika Serikat.
Pada tahun 1990an pemerintah Amsterdam menimbang bahwa jumlah Coffeeshop terlalu banyak dan bahkan ada juga yang menjual Hard drugs. Didorong oleh tekanan internasional, pemerintah memutuskan untuk melakukan tindakan yang drastis apabila diperlukan. Pada saat yang sama beberapa Coffeshop besar telah mengorganisir diri menjadi serikat pekerja, yaitu BCD (Bond van Cannabis Detaillisten). Setelah melalui beberapa argumentasi, akhirnya langkah kompromi disepakati oleh dewan kota yang  mana cocok menurut anggota BCD.
Pada tahun 1995 pemerintah memutuskan untuk mengurangi jumlah Coffeeshop dengan menutup mereka yang terlibat dalam kegiatan ilegal. Sisanya kemudian akan dilisensikan oleh dewan. Jumlah lisensi membeku dan lisensi dibuat tanpa bisa dialihkan kepemilikannya dengan maksud untuk mengurangi jumlah Coffeeshop dari waktu ke waktu. Semua Coffeeshop sekarang menampilkan stiker kecil berwarna hijau dan putih yang menunjukkan bahwa mereka berlisensi untuk menjual ganja.
Pemerintahan nasional yang sangat konservatif selama beberapa tahun terakhir ini telah menginspirasi dewan lokal untuk memperketat penegakkan hukum dengan cara menutup toko-toko yang melanggar aturan. Toko yang sudah tutup tidak bisa diganti sehingga jumlah keseluruhan terus berkurang.
Di luar Amsterdam, situasi bervariasi antara daerah. Kesibukan Coffeeshop tertinggi biasa terjadi di daerah dengan populasi penduduk tertinggi. Seperti di Randstad dan daerah perkotaan di Amsterdam, Utrecht, Rotterdam, Den Haag dan kota-kota yang lain yang tergabung di dalamnya. Meskipun di tiap daerah terdapat perbedaan pandangan yang cukup besar, kebijakan terhadap Coffeeshops diputuskan di tingkat lokal. Di beberapa kota hal ini tidak ada masalah sama sekali. Tapi di lain tempat mereka tidak diijinkan untuk menampilkan tanda-tanda dan aktifitas mereka dibatasi.
Dari Hash sampai ke Nederwiet
Pada awalnya Coffeshop kebanyakan menjual hasis/ganja impor. Saat ini ganja yang ditanam di Belanda mendominasi menu sebagian besar Coffeshop. Hash masih tersedia, yang terkenal adalah ‘Skunk’ yang berasal dari Amerika.
Ketika pertama kali diperkenalkan di Belanda, lingkungan yang ramah dan endemic serta keterampilan hortikultura bangsa Belanda menyebabkan varietas ini menjadi lebih meningkat. Meskipun iklim di negeri Belanda tidak terlalu kondusif untuk pertumbuhan tanaman ganja, penggunaan tehnologi pencahayaan buatan pada indoor growing menjadi alternatif dalam membantu meningkatkan kualitas ganja. Sekarang ini terdapat ratusan varietas dari hasil budidaya bibit ganja yang dapat ditemukan di toko-toko yang menjual ganja dalam skala besar.
Menanam ganja dalam jumlah lebih setengah lusin untuk konsumsi pribadi adalah legal secara hukum. Tetapi menanam ganja untuk tujuan komersial masih ilegal sehingga ‘grow rooms’ yang biasa men-supply caffeshop sangat tertutup.


Sumber : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar